Mencinta seseorang hal wajar sebagai manusia. Jatuh cinta membuat bahagia antara sepasang kekasih, saling mendorong segala hal seperti gaya hidup pribadi dan rencana bersama. Dengan dua insang yang saling pengertian dunia terasa hidup, karena saling berkomunikasi saling memberi masukan dalam kemajuan.
Orang yang jatuh cinta akan fokus kepada kekasihnya dalam segala hal. Kadang sebagai teman diacuhkan karena tidak mau kehilangan momen kebersamaan secara langsung atau komunikasi jarak jauh. Tidak dipungkiri kalau jatuh cinta itu merubah segalanya dari pertemanan hingga keluarga sendiri.
Aku mencintai dengan sepenuh hati semua kepercayaan sudah ku berikan, sayangnya itu hanya belaka yang ku dapat saat ini. Pengorbananku terhenti sampai disini, kamu memberi kekosongan saat ini. Jatuh cinta itu memiliki jadi kita juga harus belajar tidak memiliki.
Kemarin Aku Salah Menyatakan Kamu Sebagai Rencana Hidupku
Aku kenal kamu dari bangku pendidikan, pertama kali melihat saat memasuki ruang kelas saat masuk dengan rasa tenang dan duduk santai dengan diam berbeda dengan teman-teman yang lain langsung berkenalan satu sama lain. Aku melirik kamu dari belakang tanpa sepengetahuan kamu dan teman-teman lain.
Kamu selalu duduk menghadap kedepan dan kadang menengok melihat teman yang lain saling ngobrol kesana kemari. Hal itu membuat ketertarikan ingin memilikimu tapi belum berani menyatakan semua perasaan. Setiap ada kelas dan di luar kelas selalu melihat melirik kamu pada saat sedang ngobrol sama temen.
Mulai aku memberanikan diri bertanya nama dan ngobrol singkat dia hanya menjawab singkat. Berbeda dengan aku selalu bercanda dengan teman yang lain. Pada hari itu aku sudah tau namanya eh di hari berikutnya lupa dan salah memanggil namanya. Aku merasa malu teman-teman bilang itu bukan namannya. Ya... sedikit malu dan salting wkwkwk....
Seiring berjalannya waktu, aku dan dia mulai kenal dan ngobrol asik tapai dia hanya mendengarkan dan menjawab dengan singkat. Aku berfikir kenapa ya nih orang kok beda dengan yang lain, ketika diajak ngobrol terus membuat tema lain.
Setelah itu ada tugas, dia satu kelompok denganku. Aku merasa senang dan lupa namanya karena aku tidak suka mengingat nama-nama orang. Setelah tugas selesai, di suruh untuk membuat presentasi di depan aku dan dia selalu di jodoh-jodohkan tetapi aku hanya senyum dan grogi. Dia hanya senyum tidak terlalu menanggapinya.
Setelah kenal aku ajak dia ketemu di luar makan bersama teman-temannya. Di situ akan bercerita tentang hubungan cinta dan keluarga. Dia merasa terbawa dan entah kenapa aku merasa mulai ada rasa tanpa sadar. Setelah itu sering mengajak keluar jajan bersama teman dekatnya.
Aku coba memberanikan diri untuk mengajak keluar bersama teman-teman yang lain, aku satu motor dengannya. Entah kenapa ia mulai nyaman dengan ku ketika naik motor berpergian dengan teman-teman. Kadang hati ku berdebar namun aku tahan dengan diam dan menarik nafas dalam lalu keluarkan.
Aku mencoba memberanikan diri mengajak keluar makan berdua ku jemput. Kita berdua menikmati momen-momen di jalan malam hari. Pada waktu makan akan mulai memberi kode kalau aku merasa tertarik dengannya tapi entah dia tau engak. Sehabis makan kuantar pulang pada waktu di jalan aku mencoba memberanikan diri bilang "Kenapa ya kalau sama kamu aku merasa nyaman". Dia diam sesaat lalu bilang "Kenapa". Aku bilang lagi "Gak tau merasa nyaman saja kalau bareng sama kamu".
Di hari berikutnya ada kelas bertemu aku mencoba mendekati lalu kuajak ngobrol dia mulai asik dan menjawab semua pertanyaan juga dia bertanya hal lain. Mulai waktu itu merasa senang, karena bisa saling ngobrol kesana kemari.
Setelah selesai kelas aku, dia dan teman-temanya mengajak makan bareng dia tidak membawa motor. Pada waktu pulang aku anter pulang kita saling bercerita tentang dirinya aku mencoba menjawab semua pertanyaan, kalau menurutku mulai merasa nyaman dengan ku, sesampai di depan rumah bilang hati-hati pulangnya mas, aku menjawab siap.
Pada waktu aku jenuh di rumah, aku chat aku ajak makan, setelah selesai makan aku bilang entah kenapa aku punya rasa sama kamu lalu aku bilang "Kamu mau gak jadi pacarku", dia bilang maaf mas aku belum bisa. Di situ merasa kecewa karena perasaanku tidak diterima. Tapi aku tidak berhenti disitu selalu berusaha meyakinkan kalau aku benar-benar mencintainya.
Dari kesekian kali bersama dan menyatakan cinta kepadanya, aku ajak keluar nongkrong disitu aku memberikan sesuatu yang tidak pernah aku lakukan karena kalau aku jatuh cinta pada seseorang itu dengan serius. Awalnya dia tidak mau tapi aku bilang ini untuk kamu ini kesukaanmu terima ya, disitu mencoba bilang lagi aku mencitamu kamu mau engak jadi pacarku, lalu dia jawab aku pikir dulu ya mas. Aku merasa lega dengan jawaban itu.
Setelah itu, aku dan dia mulai sering chatan aktif. Di akhir aku menyatakan perasaan lagi dan itu diterima. Pada saat itu kita saling menjalin hubungan, aku merasa bahagiya setelah memilikinya.
Saling Mencintai
Mulai saat itu kita saling berkomunikasi jarak jauh, menanyakan kabar dan bercerita tentang pribadinya serta aktivitas sehari-hari. Aku selalu memberi semangat dan sebaliknya. Lama tidak bertemu aku mengajak keluar di daerah rumahnya disitu kita makan dan ngobrol asik. Aku bilang kamu wanita terakhirku sampai tua nanti aku tidak akan mencari yang lain lagi meski ada wanita yang lebih cantik. Aku akan menerima kekurangan dan kelebihanmu. Dia mungkin merasa senang, tapi entah.
Pada saat aku perjalanan pulang dia selalu chat, sudah sampai mana mas, aku balas setelah sampai di rumah. Di situ kita masih chat dia bilang terima kasih ya mas sudah kesini di tempat makan daerahnya. Sama-sama kalau kangen kita bertemu lagi ya. Dia bilang geh mas.
Setiap hari selalu berkomunikasi saling memberikan kabar, aku selalu support semua keinginan dia, aku tidak membatasinya tetapi aku bilang semangat geh. Dia merasa senang. Mulai kita video call awalnya tidak mau memperlihatakan wajah. Lalu aku bilang kenapa sih sama pacarnya kok gak mau melihatkan wajahnya. Dia bilang gak papa, aku merasa kecewa.
Hari demi hari mulai video call mau memperlihatkan wajahnya, aku mulai senang ya meski mungkin dia terpaksa. Hampir setiap hari video call namanya sedang jatuh cinta forever biasa lah, ingin bersama dan ingin tau keadaanya.
Hari demi hari banyak kesibukan dengan pekerjaan dia mulai mengurangi chat, aku pun menyadari dan aku selalu ingin ditemani. Pada waktu chat kalau kamu langi apa kabari wa ya sedang apa. Lalu dia bilang emang harus ya. Ya harus kamu kan pacarku, jadi kalau nanti kamu tidak membalas pesan ku artinya kamu masih sibuk.
Di suka salah satu cabang olahraga, selalu aku support dan aku bilang kalau latihan memberi kabar ya, biar nanti aku tidak kawatir kenapa wa tidak di balas. Mulai dari situ kalau kemana selalu memberi kabar. Aku merasa senang dan tidak kawatir lagi kalau pesan ku tidak dibalas.
Pada waktu turnamen tiba-tiba ia terjadi kecelakan cidera, aku kawatir merasa sedih tidak bisa menemani di dekatnya. Dia sempat video call melihatkan lukanya, aku selalu beri semangat kalau sakit jangan dipaksa ya. Dia bilang tidak papa mas, masih bisa buat ikut, padahal kakinya memar besar.
Setelah selesai ia pulang ke rumah, ibu dan ayahnya kawatir. Tetapi dia tetap bilang tidak papa ini luka kecil kok. Tapi di bilang sama aku mas sakit aku ingin nangis, aku bilang "Nagis saja gak papa", tapi dia takut kalau ibu dan ayahnya tau. Aku selalu memberi semangat dan berdoa semoga cepat sembuh.
Adanya cidera itu, merasa muak dan terasa terbebani dengan hubungan percintaan ini. Aku juga tidak tau apa perhatianku kurang atau ada beban lain. Tanpa ada angin dan hujan tiba-tiba dia bilang melalui pesan mas aku mau ngomong apa? "Hubungan kita break dulu ya". Di situ aku menegaskan kenapa, tidak papa mas, aku lagi banyak fikiran, aku ingin menengakan diri dulu, aku bilang tidak mau break. Hubungan ini tetap lanjut, kalau kita jarang chat gak papa yang penting kamu bilang geh.
Lalu aku bilang, aku gak mau putus sama kamu, hubungan ini tetap berjalan. Dia tetap ngotot ingin putus. Mengakhir hubungan ini dengan berbagai alasan seperti ingin sendiri menenagkandiri, ingin selalu bersama keluarga.
Dulu pada waktu kita mulai menjalani hubungan ia memang ingin bersama orang tuanya, lalu aku bilang kita jalani dulu ya, nanti kamu bisa di rumah merawat bapak ibu, nanti mas kesini seminggu atau satu bulan sekali.
Aku bilang A-Z tetapi itu semua tidak bisa disatukan lagi, dia tetap ingin putus, entah memang benar itu alasannya sebenarnya atau bukan aku juga tidak tau. Tapi aku percaya saja sih, karena dia bilang seperti itu.
Setelah itu aku merasa kehilangan seseorang yang benar-benar aku cinta dan tidak akan mencari wanita lain. Ehhh... tapi itu hanya sebagai rencana saja. Kecewa sih tapi mau gimana lagi kalau salah satu sepasang kekasih tidak berusaha untuk bersama dan memperbaik, mau gak mau harus berpisah.
Sebuah hubungan kalau tidak serasi atau sejalan harus berpisah, harus mau menerima kenyataan. Jangan meminta lebih dari orang yang tidak bisa menerima kekurangan dan kelebihan. Lepaskan secara perlahan buktikan kalau kamu bisa berjalan tanpa orang yang sudah berani mengecewakan kita.
Beranilah melangkah, jangan tengok dan menyebut orang itu lagi. Berdamai dengan orang yang sudah pernah menjalin percintaan. Kamu ubah gaya hidupmu dengan versi dirimu dan mulai bangun sekillmu. Lakukan dengan rutin, sekecil apapun waktu akan membantu membuahkan hasil luar biasa. Di situ kemenangan dan kebahagiaan memihakmu.
Galgal percintaan wajar, jangan gagalkan skill yang selalu menjadi teman proses dalam keberhasilan dimasa mendatang. Semangat dan berjuang yaa... pasti kamu bisa "Aku percaya pada diriku; kegagalan akan menghasilkan kebahagiaan yang mungkin orang lain tidak mendapatkan".
